SHARE

Istimewa

CARAPANDANG - Nilai tukar rupiah merana terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Jumat (19/4/2024). Mengutip Refinitiv, pada pukul 14.00 WIB, mata uang rupiah berada di Rp16.275 per dolar AS atau melemah 0,65%.

Pelemahan ini berbanding terbalik dengan penguatan sebesar 0,28% pada Kamis (18/4/2024). Mata uang Garuda hari ini ambruk karena meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah serta ekspektasi pasar yang mulai pudar akan pemangkasan suku bunga bank sentral The Federal Reserve (The Fed).

Dalam perkembangan terbaru, pejabat Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi Israel telah meluncurkan serangan ke Iran. Pemerintah Negeri Paman Sam telah diberi tahu sebelumnya.

Melansir laporanThe Guardian yang mengutip pejabat tersebut, Israel telah memperingatkan pemerintahan Joe Biden pada Kamis (18/4/2024) bahwa serangan akan datang pada 24-48 jam mendatang.

Sementara itu, menurut CNN International, Israel meyakinkan rekan-rekan mereka di AS bahwa fasilitas nuklir Iran tidak akan menjadi sasaran

Adapun media pemerintah Iran hanya mengonfirmasi bahwa pertahanan udara melepaskan tembakan ke drone di provinsi Isfahan, dan menjatuhkannya.

Ada juga laporan Iran mengenai pertahanan udara yang telah aktif di sekitar Tabriz.

Sebelumnya, seorang pejabat AS mengatakan kepada ABC News,CBS News, dan CNN bahwa Israel telah meluncurkan serangan balasan ke Iran.

Adapun hingga saat ini belum ada konfirmasi langsung dari pihak Iran maupun Israel.

"kami tidak punya komentar untuk saat ini,"kata militer Israel kepada Associated Press dan AFP

Selain konflik Israel, rupiah juga melemah karena ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral AS melemah. Sebagai informasi, saat ini ekspektasi pelaku pasar perihal pemangkasan suku bunga mulai bergeser.

Pada akhir 2023, pasar memiliki proyeksi penurunan suku bunga terjadi pada Maret 2024. Kemudian bergeser menjadi April dan hingga saat ini bergeser ke September 2024, bahkan mungkin hanya sekali saja pada akhir tahun.

Pergeseran ini terjadi karena data-data menunjukkan bahwa ekonomi Negeri Paman Sam masih kuat.

Chairman The Fed Jerome Powell pada Selasa mengindikasikan tingkat kebijakan saat ini kemungkinan besar akan tetap berlaku sampai inflasi mendekati target 2%.

"Data terbaru jelas tidak memberikan kita kepercayaan yang lebih besar, dan malah menunjukkan bahwa kemungkinan akan memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan untuk mencapai kepercayaan tersebut," katanya dalam forum bank sentral, dikutip dari Reuters.

Inflasi AS melonjak 3,5% (year on year/yoy) pada Maret 2024, dibandingkan 3,2% pada Februari 2024. dilansir cnbcindonesia.com

Tags
SHARE