Ukraina mengakui pihaknya menyerang depot senjata Rusia, sekitar 110 kilometer (km) di dalam wilayah pemerintahan Presiden Vladimir Putin, dalam sebuah serangan yang menyebabkan "ledakan sekunder". Namun militer Ukraina tidak secara terbuka menyebutkan senjata apa yang digunakannya walau sumber pemerintah Presiden Vlodymyr Zelensky dan pejabat Washington mengonfirmasi penggunaan ATACMS.
"Rusia berhasil mencegat dua dari delapan rudal yang ditembakkan oleh Ukraina dan bahwa serangan itu dilakukan pada titik pasokan amunisi," ujar pejabat AS yang tak menyebutkan nama.
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden memberikan persetujuan ke Ukraina untuk menggunakan ATACMS ke dalam Rusia, persis dua bulan sebelum ia lengser dan digantikan Donald Trump. Moskow telah menggambarkan potensi penggunaan mereka sebagai eskalasi yang akan menjadikan Washington sebagai pemain langsung dalam perang dan mendorong pembalasan Rusia.
Moskow mengatakan senjata semacam itu tidak dapat digunakan tanpa dukungan operasional langsung dari AS. Oleh karena itu penggunaannya akan menjadikan Washington sebagai "peserta" dalam perang tersebut.
"Orang-orang ini, pemerintahan Biden, mencoba meningkatkan situasi secara maksimal selagi mereka masih berkuasa dan masih menjabat," kata anggota parlemen Rusia Maria Butina.
"Mereka benar-benar mempertaruhkan dimulainya Perang Dunia Ketiga (PD-3) yang tidak menguntungkan siapa pun," tambahnya.