CARAPANDANG - Penutupan pemerintahan Amerika Serikat telah memasuki minggu kedua pada Senin (6/10/2025). Hingga kini, belum ada tanda-tanda tercapainya kesepakatan antara Partai Republik dan Partai Demokrat untuk mengakhiri krisis tersebut.

Partai Demokrat menolak memberikan dukungan yang diperlukan Partai Republik untuk membuka kembali pemerintahan. Pemerintah telah kehabisan dana sejak Rabu (1/10/2025), menyebabkan sebagian besar aktivitas federal terhenti, dilansir dari CNA.

Sementara itu, Senat Demokrat menolak rancangan undang-undang pendanaan sementara untuk kelima kalinya. Penolakan tersebut menjadi momen langka bagi oposisi untuk memiliki kekuatan politik besar di tengah dominasi Partai Republik.

Karena pendanaan belum diperbarui, layanan non-esensial kini dihentikan sementara. Ratusan ribu pegawai negeri diperkirakan tidak akan menerima gaji mulai Jumat (3/10/2025).

Sementara itu, anggota militer berisiko tidak digaji mulai 15 Oktober. Trump bahkan mengancam akan memecat pegawai pemerintah alih-alih hanya memberhentikan sementara seperti biasanya.

Meski demikian, Gedung Putih kemudian mengklarifikasi bahwa pernyataan itu hanya merujuk pada pegawai yang telah dirumahkan. Seiring dampak penutupan yang semakin terasa, lembaga-lembaga seperti Badan Perlindungan Lingkungan (EPA), NASA, serta Departemen Pendidikan menjadi yang paling terdampak.