CARAPANDANG.COM - Harga emas pada perdagangan pekan ini terpantau ambruk lebih dari 4%, di tengah lonjakan dolar Amerika Serikat (AS) dan imbal hasil (yield) US Treasury serta pernyataan baru bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed).
Tak hanya itu saja, harga emas global yang kembali merana juga masih disebabkan oleh kemenangan Donald Trump dari Pemilihan Umum (Pemilu) AS 2024 yang digelar pada 5 November lalu.
Pada pekan ini, harga emas dunia ambruk 4,57% secara point-to-point. Sementara pada perdagangan Jumat (15/11/2024) kemarin, harga emas ditutup terkoreksi 0,19% di posisi US$ 2.561,24 per troy ons.
Dolar AS yang terus menguat masih menjadi faktor utama yang membebani harga emas global.
Indeks dolar AS (DXY) pada perdagangan kemarin naik tipis 0,02% ke posisi 106,67, menjadi rekor tertinggi sejak November 2023 atau lebih dari setahun terakhir. Bahkan dalam sepekan terakhir, indeks dolar AS sudah terbang 1,61%.
Tak hanya dolar AS, yield US Treasury tenor 10 tahun juga membebani emas global, di mana pada perdagangan kemarin, yield Treasury tenor 10 tahun naik tipis 0,4 basis poin (bps) menjadi 4,445%. Dalam sepekan terakhir, yield Treasury tenor 10 tahun sudah terbang 14,7 bps.
Penguatan dolar AS dan imbal hasil US Treasury berdampak negatif ke emas. Pembelian emas dikonversi ke dolar sehingga kenaikan dolar AS membuat emas menjadi makin mahal untuk dibeli sehingga mengurangi pembelian.