Pada 2023 ini, program tersebut telah memasuki fase keempat yang memfokuskan pelatihan pada pembelajaran dari pakar STEM di Singapura. Yaya Sutarya, Widyaprada Ahli Madya di Direktorat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan yang mendampingi delegasi peserta mengatakan pelatihan itu penting karena dalam pemetaan dan evaluasi di kementerian, masih banyak wilayah di Indonesia yang menghadapi kesulitan dalam memberikan akses pendidikan STEM berkualitas bagi siswa.
Terutama di daerah pedesaan, fasilitas dan sumber daya untuk pendidikan STEM seringkali terbatas, katanya.
"Hal ini ditambah juga dengan kurangnya tenaga guru berkualitas dalam pengajaran STEM," kata dia lebih lanjut. Yaya juga menekankan perlunya perluasan kurikulum STEM yang relevan dan menarik serta pengintegrasian teknologi dalam proses pembelajaran.
Sementara itu, Wakil Direktur meriSTEM@NIE Teo Tang Wee, yang juga koordinator pelatihan, menegaskan komitmen Singapura untuk membantu pengembangan kapabilitas guru-guru pengajar STEM di Indonesia.
"Kami sangat gembira dapat bekerja sama dengan pemerintah Indonesia untuk memberikan pelatihan ini, karena kami dapat berbagi apa yang menjadi pengalaman berharga pendidikan di Singapura," kata Teo.
Dia menambahkan bahwa selain Indonesia, NIE juga bekerja sama dengan India dalam membantu pelatihan guru STEM.