Namun, Arman juga menyoroti tantangan nyata yang dihadapi sektor pendidikan di Pohuwato, khususnya terkait keterbatasan akses digital di beberapa wilayah yang masih tergolong blank spot. Ia mencontohkan kondisi di Desa Bulangita, Kecamatan Marisa, serta beberapa titik di wilayah Popayato serumpun.
“Di Desa Bulangita sangat sulit untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Sementara di wilayah barat Pohuwato, guru-guru bahkan harus ke daerah tetangga Kabupaten Parigi Moutong di Sulawesi Tengah hanya untuk mendapatkan jaringan internet demi mengikuti pelatihan daring seperti Zoom,”ungkapnya.
Mantan Plt Kadis Pendidikan itu juga menekankan pentingnya peran guru sebagai ujung tombak dalam pembangunan SDM. Menurutnya, guru harus menjadi sosok pembelajar yang terus memperbarui pengetahuan dan keterampilannya agar mampu menjawab tantangan zaman.
“Guru adalah prajurit terdepan. Jika guru tidak update dalam mengajar, maka jangan harap kita bisa menghasilkan SDM unggul. Guru sekarang harus punya strategi, harus bisa memahami karakter siswa zaman kini yang tidak lagi sama dengan dulu,”tegasnya.
Arman menambahkan bahwa tantangan dunia pendidikan saat ini menuntut guru memiliki kecakapan emosional, kreativitas dalam mengajar, serta kemampuan menarik perhatian siswa.
“Sekarang, murid tidak bisa dipaksa diam dengan hanya melihat mistar. Mereka lebih kritis, bahkan bisa menantang guru. Maka di sinilah diperlukan keterampilan mengajar yang relevan dan adaptif,”tutup Arman.