CARAPANDANG - Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, berhasil melewati mosi tidak percaya di parlemen, Rabu (26/3/2025). Mosi ini menjadi ujian awal bagi soliditas koalisi pemerintahannya setelah dua hari debat intens dengan oposisi.

Meski menghadapi kritik tajam, Paetongtarn tetap mendapat dukungan penuh dari koalisinya yang terdiri dari 11 partai. Koalisi tersebut menguasai 320 dari 500 kursi di parlemen, dikutip dari Straits Times.

Oposisi menuduhnya melakukan salah urus ekonomi, penghindaran pajak, serta lebih mengutamakan kepentingan keluarganya yang kaya. Tuduhan utama yang dilontarkan adalah dugaan campur tangan ayahnya, Thaksin Shinawatra, dalam pemerintahan.

Thaksin, seorang mantan perdana menteri yang kontroversial, dilarang menjabat karena kasus penyalahgunaan kekuasaan. Ia mengasingkan diri selama 15 tahun sebelum akhirnya kembali ke Thailand pada 2023.

Setelah kembali, ia menjalani enam bulan tahanan rumah sakit sebelum dibebaskan dengan pembebasan bersyarat. Oposisi, terutama Partai Rakyat, menyoroti hubungan dekat Paetongtarn dengan ayahnya, yang masih menjadi tokoh berpengaruh dalam politik Thailand.

Namun, Paetongtarn menegaskan bahwa ia hanya menerima nasihat dari Thaksin dan menolak anggapan bahwa ia dikendalikan olehnya. Dengan bangga, ia mengakui sebagai putri Thaksin Shinawatra dan meminta agar kritik terhadapnya didasarkan kinerjanya sebagai perdana menteri.