Beranda Berita Menag: Jangan Ambil Keputusan dalam Keadaan Emosi

Menag: Jangan Ambil Keputusan dalam Keadaan Emosi

Keputusan yang dibuat secara emosional cenderung berfokus pada penyelesaian masalah sesaat.

0
Ilustrasi/ Istimewa

CARAPANDANG – Menteri Agama Nasaruddin Umar meminta kepada para pimpinan di Kementerian Agama RI  untuk selalu bertindak dengan pertimbangan matang.

Maka, sangat penting para pimpinan untuk mampu mengendalikan emosi dan jangan mengambil keputusan saat suasana hati sedang tak stabil.

"Jangan sampai memberi hukuman saat emosi, jangan mengambil keputusan dengan emosi, entah itu senang, sedih, marah, perlu pertimbangan yang lebih dalam. Karena akan membawa penyesalan dan kerugian," kata Menag di Jakarta seperti dilansir Republika, pada Rabu 24 September 2025.

Menag mengingatkan mengambil keputusan dalam keadaan tenang sangat penting,  karena emosi yang kuat dapat mengaburkan nalar dan memengaruhi penilaian, sehingga berpotensi menyebabkan pilihan yang terburu-buru, irasional, dan disesali di kemudian hari.

Sedangkan jika dalam kondisi tenang memungkinkan kita untuk memproses informasi secara objektif dan mempertimbangkan berbagai perspektif dengan lebih matang.

Saat berada dalam keadaan emosi yang intens—seperti marah, cemas, atau sedih—respons "lawan atau lari" (fight-or-flight) dalam otak akan aktif. Ini memprioritaskan tindakan cepat dibandingkan analisis logis.

Sebaliknya, saat tenang, korteks prefrontal otak (bagian yang bertanggung jawab atas penalaran, pertimbangan pro dan kontra, dan perencanaan jangka panjang) dapat berfungsi dengan optimal, menghasilkan pemikiran yang lebih jernih.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Terkait
Berita Terkait