“Pada anak, petugas memberikan terapi berupa hypnotherapy, terapi seni, dan terapi suportif. Anak juga diajak untuk mengubah persepsinya tentang orang baik dan tidak, serta memberikan pengetahuan tentang body boundaries,” kata Kepala Sentra Satria Baturraden Darmanto, Jumat (28/7).
Sedangkan orangtua korban diberikan psikoedukasi terkait pola pengasuhan. Keluarga diminta agar berusaha menutupi kesedihan atau kemarahan di hadapan anak, dan memberikan ruang bagi anak untuk bermain atau tidak melarang. Edukasi terkait bagian tubuh mana yang boleh disentuh dan tidak juga menjadi bagian psikoedukasi bagi keluarga.
Untuk memastikan kondisi kesehatan dan psikologis anak, Darmanto mengatakan Kemensos membawa anak ke dokter spesialis anak dan spesialis jiwa. Hasilnya, anak membutuhkan asupan nutrisi dan mengalami gelaja kecemasan sehingga diberikan penanganan berupa farmakoterapi.
“Dari hasil pemeriksaan akhirnya kami berikan bantuan ATENSI seperti nutrisi tambahan, ada juga alat permainan edukatif. Sama ada pakaian, perlengakapn sekolah, dan perlengakapan bayi untuk adik korban,” ujarnya.