Sejumlah organisasi mitra pun, lanjut Suharti, juga turut serta dalam menyediakan layanan dukungan psikososial, distribusi perlengkapan sekolah. Bahkan, mendukung upaya pendataan dan respon pendidikan dalam situasi darurat.
"Kami bekerja sama dengan pemerintah daerah, mitra organisasi kemanusiaan, dan pihak terkait untuk memberikan dukungan maksimal. Utamanya, dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung pemulihan pascabencana,” ujarnya.
Adapun bantuan untuk dukungan pendidikan yang telah disiapkan Kemendikdasmen meliputi:
- Penambahan tenda ruang kelas darurat dan fasilitas belajar bagi siswa sebanyak 15 unit,
- Paket perlengkapan belajar sebanyak 1.570 paket,
- Paket masker dan family kit,
- Buku bacaan non teks pelajaran sebanyak 3.464 eksemplar,
- Bantuan dana.
Untuk diketahui, erupsi ini telah menyebabkan gangguan pada 66 satuan pendidikan di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura. Di mana tercatat sebanyak 458 guru dan 5.383 siswa yang terdampak langsung.
Selain itu, sebanyak 17 dari 66 satuan pendidikan tersebut terlaporkan mengalami kerusakan pada gedung dan sarana pendidikan lainnya. Saat ini pendataan kerusakan sarana dan prasarana satuan pendidikan masih berlangsung.
Lebih lanjut, 11 satuan pendidikan di Kecamatan Titehena digunakan sebagai lokasi pengungsian bagi masyarakat terdampak. Hal ini mengakibatkan terganggunya layanan pendidikan di sekolah tersebut.