Federasi Bisnis Jepang (Keidanren) mendesak semua pihak untuk mengatasi perbedaan dan berkonsentrasi pada pertumbuhan ekonomi. Ketua Asosiasi Eksekutif Perusahaan Jepang mengatakan negara itu tidak bisa membiarkan penundaan dalam mengatasi masalah ini.
"Semua pihak harus menghadapi kenyataan yang ada, terlibat dalam diskusi menyeluruh, dan mengambil kebijakan yang diperlukan", katanya.
Pengaruhi Kebijakan Bank Sentral
Gonjang-ganjing politik ini pun diyakini akan menghambat keluarnya Bank of Japan (BoJ) dari kebijakan moneternya saat ini. Di mana BoJ mulai menjauh dari sikap moneter yang sangat longgar dan menuju ke arah keselarasan yang lebih besar dengan bank sentral lainnya.
Sebelum ditunjuk sebagai pemimpin LDP, Ishiba secara terbuka mendukung kelanjutan hal ini. Tetapi setelah yen melonjak dan saham-saham anjlok setelah pengangkatannya, ia mundur.
BoJ sendiri diperkirakan akan mempertahankan biaya pinjaman pada pertemuan rutinnya pada hari Kamis ini. Namun sebagian besar ekonom memperkirakan kenaikan berikutnya pada bulan Desember.
Banyak pihak dari pihak oposisi menginginkan jeda untuk menghindari kenaikan suku bunga bagi konsumen dan dunia usaha. Meskipun hal ini berarti melemahnya yen dan harga impor yang lebih tinggi.
Suku bunga yang lebih tinggi akan berdampak. Ini membuat pembayaran utang Jepang yang sangat besar menjadi lebih mahal.