“Di bulan September, pada akhir bulan ini, kami melaksanakan workshop penyusunan media internalisasi 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Dalam kegiatan ini, adik-adik atau teman-teman dari jenjang SD ikut menyusun media interaktif untuk memperkuat internalisasi gerakan tersebut,” ujar Nugraheni.
Nugraheni juga menjelaskan bahwa implementasi G7KAIH telah berjalan sejak Mei melalui berbagai tahapan kegiatan. Sosialisasi panduan kebijakan dilaksanakan pada Juni, dilanjutkan diskusi terpumpun sinergitas lintas sektor pada Juli, serta advokasi bagi penilik dan pengawas sekolah pada Agustus. Pada September, kegiatan difokuskan pada pendampingan lapangan, workshop penyusunan media internalisasi untuk siswa SD, serta fasilitasi berbagi praktik baik.
Selain itu, BBPMP Jawa Tengah juga mengembangkan model penilaian karakter berbasis Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mengacu pada delapan dimensi profil lulusan. Ia berharap, rangkaian praktik baik tersebut dapat menjadi inspirasi bagi sekolah dalam memperkuat karakter peserta didik.
Lebih lanjut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Sadimin, menegaskan pembentukan karakter anak tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga memerlukan peran aktif orang tua.