"Rasa kehati-hatian menjelang minggu sibuk lainnya di pasar keuangan global juga memberikan dukungan pada logam mulia. Mengingat level US$2.000 terbukti merupakan resistensi yang sangat sulit untuk ditaklukkan, emas bisa turun tanpa katalis fundamental yang kuat," ujar senior FXTM analis riset Lukman Otunuga.
Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.
Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi. dilasnir cnbcindonesia.com